Madrasah Hebat Bermartabat

Download POS USBN DAN UN 2019

Pemerintah kembali akan melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) pada tahun 2019. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui surat edaran nomor 0101/SDAR/BSNP/XI/2018 (unduh disini), pada hari Kamis (29/11/2018), BSNP menetapkan POS Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) tahun 2019. Penetapan POS tersebut dimuat dalam Keputusan BSNP Nomor 0048/P/BSNP/XI/2018 untuk POS USBN dan Nomor 0047/P/BSNP/XI/2018 untuk POS UN.
POS USBN dan UN adalah ketentuan yang mengatur penyelenggaraan dan teknis pelaksanaan USBN dan UN tahun 2019. Secara umum, kebijakan USBN dan UN tahun 2019 tidak jauh berbeda dengan kebijakan tahun 2018. Perbedaan pada jadwal pelaksanaan dan proyeksi jumlah peserta.
“Kebijakan USBN dan UN tahun 2019 secara umum tidak jauh berbeda dengan kebijakan USBN dan UN tahun 2018. Perbedaan ada pada proyeksi jumlah peserta dan jadwal ujian”, ucap Bambang Suryadi Ketua BSNP.
Terkait dengan soal, tambah Bambang, untuk USBN ada soal Pilihan Ganda (PG) sebanyak 90 persen dan soal uraian sebanyak 10 persen. Masih ada soal dari Pusat sebanyak 20-25 persen. Sisanya, 75-80 persen soal USBN disusun oleh masing-masing guru di satuan pendidikan yang dikonsolidasikan oleh MGMP/KKG/Forum Tutor/Pokja Pondok Pesantren Salafiyah.
Soal UN 100 persen disiapkan oleh Pusat. Semua soal dalam bentuk pilihan ganda, kecuali soal Matematika SMA/MA, SMK/MAK dan Paket C/Ulya yang terdiri atas pilihan ganda dan isian singkat. Demikian juga soal yang berorientasi pada penalaran tingkat tinggi (HOTS), masih diterapkan dalam UN 2019.
“Waktu pelaksanaan UN 2019 sedikit bergeser ke depan dibandingkan tahun 2018. UN tahun 2018 dimulai pada bulan April, sedangkan UN tahun 2019 dimulai pada bulan Maret. Pergeseran ini karena menyesuaikan waktu puasa Ramadhan yang diproyeksikan mulai tanggal 5 Mei 2019”, ujar Ketua BSNP.
UN SMK/MAK tahun 2019 dilaksanakan pada tanggal 25-28 Maret 2019, sedangkan UN SMA/MA pada tanggal 1,2, 4, dan 8 April 2019. UN Program Paket C/Ulya pada tanggal 12-16 April 2019. UN SMP/MTs pada tanggal 22-25 April 2019, sedangakn UN Program Paket B/Wustha pada tanggal 10-13 Mei 2019.
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa moda pelaksanaan UN 2019 adalah dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sesuai dengan hasil rapat koordinasi dengan Balitbang dan Direktorat terkait di Kemendikbud dan Kementerian Agama, untuk SMA/MA, SMK, dan Paket C ditargetkan 100 persen UNBK. Sedangkan untuk jenjang SMP ditargetken 85 persen UNBK, dan jenjang MTs serta Paket B ditargetkan 100 persen UNBK.
Selain itu, POS UN 2019 juga memuat kebijakan pelaksanaan UN di daerah terdampak gempa, yaitu daerah Lombok dan Sulawesi Tengah. Ada kebijakan khusus untuk pelaksanaan UN di daerah terkena dampak gempa. Secara teknis, Direktorat terkait dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dan akan terus berkoordinasi dengan daerah terdampak gempa.
Secara terpisah, Kiki Yuliati Sekretaris BSNP mengatakan bahwa POS USBN dan UN telah diedarkan ke Dinas Pendidikan Provinsi, LPMP, Kanwil Kemenag, Balitbang, dan Direktorat terkait di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama. Selanjutnya BSNP bersama Balitbang akan melaksanakan sosialisasi kebijakan USBN dan UN 2019.
POS USBN dan POS UN dapat diunduh melalui laman berikut.
Share:

Kisi-kisi USBN dan UN 2019


Selasa, 27 November 2018, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) merilis Kisi-Kisi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) tahun 2019. Keputusan ini ditetapkan dalam Surat Keputusan BSNP Nomor Nomor 0296/SKEP/BSNP/XI/2018 untuk Kisi-Kisi UN dan Nomor 0297/SKEP/BSNP/XI/2018 untuk Kisi-Kisi USBN. 
Fungsi Kisi-kisi tersebut adalah sebagai acuan pengembangan dan perakitan naskah soal ujian, baik soal USBN maupun soal UN. Kisi-kisi disusun berdasarkan kriteria pencapaian Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan kurikulum yang berlaku.
Menurut Bambang Suryadi Ketua BSNP, kebijakan USBN dan UN tahun 2019 secara umum tidak jauh berbeda dengan dengan kebijakan USBN dan UN tahun 2018. Perbedaan ada pada jumlah peserta dan jadwal ujian.
“Bentuk soal USBN meliputi soal pilihan ganda sebanyak 90 persen dan soal esai sebanyak 10 persen. Masih ada soal dari Pusat sebanyak 20-25 persen untuk USBN, sedangkan untuk soal UN, 100 persen disiapkan oleh Pusat”, ucapnya seraya menambahkan penerapan soal yang berorientasi pada penalaran atau Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Kisi-kisi  USBN danUN  dapat diunduh di laman:
Dengan adanya kisi-kisi USBN dan UN ini, diharapkan para guru di masing-masing satuan pendidikan dapat melakukan perencanaan ketuntasan pembelajaran untuk persiapan ujian. Terkait dengan pelaksanaan USBN dan UN, BSNP akan segera merilis POS USBN dan UN dalam waktu dekat ini, dengan mempertimbangkan masukan dari direktorat terkait. POS tersebut  merupakan ketentuan yang mengatur penyelenggaraan dan teknis pelaksanaan USBN dan UN.


Share:

Hari-Hari Raya Dalam Islam



اَلْأَعْيَادُ فِى الْإِسْلَامِ

إِهْتَمَّ الْإِسْلَامُ بِالْأَعْيَادِ اِهْتَمَامًا كَبِيْرًا, أَوَّلًا لِأَنَّهَا كَانَتْ مَوْجُوْدَةً فِى الْمُجْتَمَعَاتِ الْقَدِيْمَةِ, وَثَانِيًا: لِأَنَّهَا أَمْرٌ ضَرُوْرِيٌّ لِكٌلِّ أُمَّةٍ حَتَّى يَكُوْنَ لَهَا أَعْيَادٌ فِيْ أَيَّامِهَا تَفْرَحُ بِهَا وَتَسْتَرِيْحُ مِنْ تَعَبِ الْعَمَلِ. وَأَعْيَادُ كُلِّ أُمَّةٍ تَرْتَبِطُ بِدِيْنِهَا أَوْ بِحَوَادِثَ مُهِمَّةٍ لَهَا أَثَرٌ فِيْ حَيَاتِهَا.

Islam memberikan perhatian yang besar terhadap hari-hari raya, pertama karena hari-hari raya itu sudah ada pada masyarakat terdahulu, dan yang kedua karena hari-hari raya itu merupakan perkara yang penting bagi setiap umat sehingga umat memiliki hari-hari raya yang di dalamnya umat bisa bergembira dan beristirahat dari lelahnya pekerjaan. Dan hari-hari raya setiap umat itu bertalian dengan agamanya atau peristiwa-peristiwa yang penting yang memiliki pengaruh dalam hidupnya.

جَعَلَ الْإِسْلَامُ لَهُمْ عِيْدَيْنِ مُرْتِبَطَيْنِ بِعِبَادَتَيْنِ مِنْ أَهَمِّ عِبَادَاتِ الْإِسْلَامِ وَهُمَا عِيْدُ الْفِطْرِبَعْدَ أَنْ يَنْتَهِيَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ صَوْمِ رَمَضَانَ وَيَفْرَحُوْا بِفِطْرِهِمْ  وَعِيْدُ الْأَضْحَى فِى الْعَاشِرِ مِنْ شَهْرِ ذِى الْحِجَّةِ أَيْ بَعْدَ يُؤَدِّيَ الْحُجَّاجُ أَهَمَّ رُكْنٍ فِيْ عِبَادَةِ الْحَجَّ وَهُوَ الْوُقُوْفُ بِعَرَفَةَ.

Islam telah menjadikan dua hari raya yang bertalian dengan dua ibadah diantara ibadah-ibadah Islam yang paling penting, yaitu “Idul Fitri” setelah umat Islam selesai dari puasa Ramadlan dan mereka bergembira dengan berbuka, dan “Idul Adlha” pada hari kesepuluh dari bulan Dzul Hijjah yaitu setelah orang-orang yang berhaji melaksanakan rukun yang paling penting dalam ibadah haji yaitu wuquf di Arafah.

وَفِيْ لَيْلَتَيِ الْعِيْدِ يُكَبِّرُ الْمُسْلِمُوْنَ اللهَ يَقُوْلُوْنَ: اللهُ أَكْبَرُ ... اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَآ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَالله أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ. يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ وَيَسْتَغْفِرُوْنَهُ وَيُعْطُوْنَ الْفُقَرَاءَ.

Dan di dua malam hari raya, umat Islam bertakbir kepada Allah dengan mengucapkan: Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Laa ilaaha illlaahu Wallahu Akbar walillahil hamdu.Mereka berdoa dan memohon ampunan kepada Tuhan mereka, dan memberikan (zakat fitrah) kepada orang-orang faqir.

جَعَلَ اللهُ عِيْدَ الْفِطْرِ فُرْصَةً لِإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالسُّرُوْرِ وَالشُّعُوْرِ بِالشُّكْرِ للهِ مِنْ مَظَاهِرِ الْفَرَحِ فِيْ عِيْدِ الْفِطْرِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْفُقَرَاءِ  وَالْمَسَاكِيْنِ بِإِعْطَائِهِمْ زَكَاةَ الْفِطْرِ قَبْلَ صَلَاةِ الْعِيْدِ. وَفِي صَلَاةِ الْأَضْحَى ذَبْحُ الْأَضْحِيَةِ وَتَوْزِيْعُ لُحُوْمَهَا لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ.

Allah telah menjadi hari raya Idul Fitri sebagai masa melahirkan kebahagiaan, kegembiraan, dan syiar dengan bersyukur kepada Allah. Diantara menampakkan (mewujudkan) kebahagiaan di hari raya adalah memberikan kegembiraan kepada orang-orang faqir dan miskin, dengan memberikan zakat fitrah kepada mereka sebelum sholat Idul Fitri, dan mewujudkan kegembiraan pada hari raya Idul Adha adalah menyembelih hewan qurban dan membagikan daging qurban kepada orag-orang faqir dan miskin.

تُصْبِحُ الْأَعْيَادُ فِيْ نَطَرِ الْإِسْلَامِ لَحَظَاتٍ يَتَقَرَّبُ بِهَا الْمُسْلِمُوْنَ إِلَى اللهِ وَفُرْصَةً لِلْخَيْرِ وَأَسْبَابًا تُسَاعِدُ عَلَى تَقْوِيَةِ الصِّلَاتِ بَيْنَ النَّاسِ وَيَظْهَرُ وَالتَّكَافُلُ الْإِجْتَمَاعِيُّ. فِيْهَا يَتَبَادَلُ النَّاسُ التَّهَانِيَّ وَالزِّيَارَاتِ. وَبِذٰلِكَ يَتَّصِلُ الْإِنْسَانُ بِرَبِّهِ عَنْ طَرِيْقِ الْعِبَادَةِ وَعَنْ طَرِيْقِ الْمَحَبَّةِ وَالْإِخَاءِ.   

Dalam pandangan Islam, hari-hari raya itu menjadi masa-masa yang dengannya Umat Islam bisa mendekatkan diri kepada Allah, masa untuk berbuat kebaikan dan sebab-sebab yang menolong terhadap kuatnya hubungan diantara manusia dan saling menanggung secara bersama-sama. Di dalam hari-hari raya terdapat manusia yang saling tukar-menukar ucapan selamat dan berkunjung. Dengan demikian maka manusia berhubungan dengan Tuhannya melalui jalan ibadah dan melalui jalan cinta dan persaudaraan.

Materi Qiroah Buku Siswa Bahasa Arab Kelas XII halaman 85-86, cetakan Direktur Jenderal Madrasah Dirjen Pendis Kemenag RI tahun 2016 .

Share:

Forkamas Cilacap Selenggarakan Workshop Penyusunan Dokumen Kurikulum

Pada 01 Agustus 2018, Forkamas menyelenggarakan Workshop Penyusunan Dokumen Kurikulum. Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan format penyusunan Doukumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 20018.

Kegiatan yang dilaksanakan di MA Al Mushhafiyah Karangpucung ini menghadirkan narasumber Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap dan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MAN 2 Cilacap, dan diikuti oleh seluruh Kepala Madrasah Aliyah Swasta  dan  Wakil kepala madrasah bidang kurikulum se wilayah KKM MAN 2 Cilacap yang tergabung dalam Forkamas (Forum Kepala Madrasah Alyah Swasta).

Tampak hadir Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, kepala madrasah MAN 2 Cilacap, pengawas madrasah, kepala Madrasah Aliyah Swasta dan waka wurikulum.
Share:

Buku Manual Pendaftaran Calon Peserta UN Tahun Pelajaran 2018/2019 SMA/MA/SMTK/SMAK

Pusat Penilaian Pendidikan mengembangkan sistem Pendataan Calon Peserta Ujian Nasional Online 2018/2019 SMA/MA berawal pada pelaksanaan UN tahun ajaran 2016/2017 yang mana saat itu hanya berfungsi untuk pemeliharaan data siswa saja. Pendataan Calon Peserta Ujian Nasional pada tahun 2017 dan sebelumnya hanya dijaring oleh panitia tingkat Provinsi dengan menggunakan program secara offline dan waktu deadline yang digunakan terlalu dekat dengan pelaksanaan UN.

Sejalan dengan bergeraknya waktu, dan kebutuhan rekap data calon perserta UN yang lebih awal, serta berkembangnya teknologi yang mudah didapat dan digunakan, kami merasa perlu merubah metode pendataan yang biasa di gunakan pada waktu lampau dengan metode online. Karena hal tersebut kami membuat “Panduan Sistem Pendataan Calon Peserta Ujian Nasional Online 2018/2019” untuk mempermudah penggunaannya.

Panduan ini merupakan gabungan dari beberapa modul Sistem Pendataan Calon Peserta Ujian Nasional Online 2018/2019, yang khusus membahas pendataan calon peserta secara online.

Aplikai ini bisa didownload di sini 
Share:

A Saifulloh Buka Diklat Kepala Madrasah Sekabupaten Cilacap



Madama Hudan, 05/11. Kelompok Kerja Madrasah MAN 2 Cilacap  mengadakan pendidikan dan latihan substantif kepala madrasah bertempat di aula MAN 2 Cilacap  . Diklat yang bertema Program Pengembangan Keprofesian Berkelenjutan (PPKB) Tahun 2018 ini direncanakan dimulai tanggal 5 November 2018 dan berakhir 9 November 2018.

Meskipun program ini dilaksanakan oleh KKM MAN 2 Cilacap, tetapi peserta diklat tidak hanya terbatas bagi kepala madrasah seKKM MAN 2 Cilacap, melainkan diikuti oleh seluruh kepala Madrsah Aliyah sekabupaten Cilacap baik negeri maupun swasta.

Hal ini disampaikan Muslimin Winoto, Ketua KKM MAN  2 Cilacap. Menurut Muslimin, jumlah peserta terdaftar sebanyak 28 orang, .

Program ini dihadiri langsung oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah, Drs. H A Saifaulloh, M.Ag. Dalam sambutannya, dia mengatakan bahwa ini adalah program pemerintah pusat, namun karena keterbatasan anggaran maka belum merata ke seluruh Indonesia.

"Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi pengembangan diri (PD), publikasi ilmiah (PI), dan karya inovatif (KI)," tuturnya.

Lebih jauh Kabid Penma Kanwil Jawa Tengah ini mengatakan bahwa Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profesi kepala madrasah. Kemudian beliau berpesan kepada seluruh peserta diklat agar bersungguh-sungguh dalam mengikti program ini karena nantinya apa yang didapatkan dalam program ini akan ditularkan kepada seluruh guru di madrasah masing-masing.

Selain memberikan sambutan, Kabid Penma ini juga sekaligus membuka jalannya diklat dengan bacaan surat Alfatihah.

Tampak hadir pula pengawas madrasah kabupaten Cilacap.

Selain menghadirkan narasumber dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinisi Jawa Tengah, diklat  ini juga menghadirkan narasumber dari Balai Diklat Keagamaan Jawa Tengah. 


Share:

Persiapan Ujian Nasional Tahun 2019

Menyongsong Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2019, MA Ma'arif Nurul Huda Patimuan mengadakan jam tambahan (les) untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UNBK, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris Matematika dan tiga mapel pilihan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu Sosiologi, Ekonomi dan Geografi.

Sebelumnya, wali kelas XII, Suhartoyo S.Pd.I telah menyebar angket kepada calon peserta Ujian Nasional. Hasil angket menunjukkan bahwa mayoritas calon peserta UN memilih mata pelajaran Sosiologi. Meski demikian, dua mata pelajaran pilihan yang lain tetap dileskan karena ada kemungkinan sebagian siswa akan memilih mata pelajaran jurusan IPS yang lain.

Penambahan jam mata pelajaran UN dilaksanakan setiap hari, mulai senin sampai sabtu, pukul 14.30 - 16.00 WIB (90 menit), dengan ketentuan satu mata pelajaran perhari. Untuk menjaga agar jangan sampai ada jam yang kosong, maka bagi guru yang berhalangan hadir, dihimbau untuk menghubungi guru yang lain untuk saling yukar menukar waktu.

Dengan adanya penambahan jam ini diharapkan nilai UN semakin baik.






Share:

Madama Sholawat Meriahkan Muwaada'ah Siswa MTs Ell Futhah Patimuan


Madama Hudan. Pada tanggal 13 Mei lalu, grup sholawat MA Ma'arif Nurul Huda Patimuan mendapat kehormatan memeriahkan acara Muwadda'ah Siswa-siswi MTs Ell-Futhah Patimuan.


Lantunan lagu-lagu sholawat diiringi musik hadrah membahana di seantero Desa Bulupayung Kecamatan Patimuan.

Di sela-sela lantunan musik religi, Ajid Aziz, S.HI, S.Pd.I, Kepala Madrasah Aliyah satu-satunya di Patimuan itu sempat naik panggung untuk bersama-sama anak didiknya ikut bersholawat. Tentu saja ini menambah Grup sholawat tersebut menjadi semakin bersemangat.



Share:

Peringati Hari Santri 2018, Ratusan Santri dan Kiyai Banjiri Halaman Pendopo Kecamatan Patimuan



Madama Hudan.
Selasa 22 Oktober 2018 kemarin, halaman pendopo kecamatan Patimuan dipadati ratusan santri dan kiyai sekecamatan Patimuan. Mereka hadir untuk bersama-sama melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Santri 2018 tingkat kecamatan Patimuan.

Dalam upacara tahunan ini, para Santri yang bersekolah di MA Ma'arif Nurul Huda Patimuan mengenakan pakaian ala santri, mayoritas berbaju putih dan mengenakan sarung/rok warna hitam, demikian pula peserta upacara yang lain. Meski hujan sempat mengguyur bumi Patimuan, namun mereka tetap khusyu dan khidmat mengikuti seluruh jalannya upacara.

Dengan mengenakan baju putih lengan panjang, peci hitam dan sarung, Muji Utomo, AP, MM, Camat Patimuan, yang bertindak sebagai inspektur upacara menyampaikan amanat Menteri Agama Republik Indonesia dalam upacara tersebut.

"Kalangan pesantren dalam hal ini adalah para kiai, santri dan elemen umat Islam yang belajar kepada orang-orang pesantren diharapkan oleh segenap bangsa Indonesia untuk mencurahkan energinya dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat di tengah situasi saat ini yang penuh dengan berbagai fitnah", demikian antara lain amanat Menteri Agama yang disampaikan oleh Camat Patimuan, selaku inspektur upacara.

Usai membacakan amanat Menteri Agama, Camat  asal Demak yang fasih melafalkan kalimat berbahasa Arab ini mendoakan agar para santri menjadi orang-orang yang tinggi derajatnya di sisi Allah dan menjadi manusia-manusia yang bermanfaat.

Regu koor Fatayat NU yang melantunkan lagu Indonesia Raya, Ya Lal 
Wathon, dan sholawat Badar menambah khidmat jalannya upacara tahunan ini. Tak terasa derai air mata para peserta menetes tak terbendung manakala mereka menyanyikan lagu kebangsaan itu.

Acara ini didukunng oleh ratusan Banser, GP Ansor, Pengurus NU, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU dan Badam Otom NU, serta dihadiri oleh instansi, lembaga dan tokoh masyarakat sekecamatan Patimuan.

Selamat Hari Santri, Bersama Santri Damailah Negeri.









Share:

Fajar Pimpin OSIS Madama Hudan Periode 2018/2019



Madama Hudan.
Setelah berakhir masa jabatan Irfan Hidayat sebagai ketua OSIS/IPPNU MA Ma'arif Nurul Huda Patimuan Periode 2017/2018, pada tanggal 16 Oktober 2018 kemarin, pengurus OSIS MA Ma'arif Nurul Huda Patiumuan menggelar pemilihan ketua OSIS Periode 2018/2019.

Sebagai pembelajaran dalam berdemokrasi, maka pelaksanaan pemilihan ketua OSIS tersebut dilakulan dengan memilih langsung di Tempat Pemungutan Suara dengan mencoblos salah satu pasangan calon pada kartu suara, menggunakan paku yang disediakan.

Pesta demokrasi tahunan ini mendapat sambutan hangat dari seluruh civitas akademika Madama Hudan, terbukti dengan tingkat kehadiran yang cukup tinggi dari kalangan guru maupun siswa.

Lantuanan lagu-sholawat dari grup Madama Sholawat yang menggema sebelum proses pemilihan, menambah semaraknya pesta demokrasi tersebut.

Selamat bertugas, semoga dapat menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya, dan membawa kemajuan madrasah. Aamiin,
Share:

Amanat Menteri Agama Rl Pada Upacara Hari Santri 22 Oktober 2018

Assalamu alaikum wr. wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.

Saudara-saudara peserta upacara yang berbahagia,

Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri merupakan babak baru dalam sejarah umat Islam Indonesia. Mulai hari itu, kita dengan suka cita memperingati Hari Santri yang merupakan wujud relasi harmoni antara pemerintah dan umat Islam, khususnya bagi kalangan kaum santri.

Selama ini kalender pemerintah yang menggunakan hitungan Masehi selalu mencantumkan tanggal merah ketika bertepatan dengan 1 Hijriyah sebagai Tahun Baru Islam. Tanggal itu memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW yang mempertemukan dua kelompok umat Islam, kaum Muhajirin dari Mekkah dan kaum Anshar sebagai penghuni Madinah. Penduduk Madinah atau kaum Anshar tidak mempersoalkan momentum itu disebut Hijriyah yang identik dengan kaum Muhajirin.

Justru sebaliknya, momentum itu membuahkan persaudaraan dan persahabatan yang sangat bersejarah bagi umat Islam, sehingga kedua pihak saling berkontribusi membangun masyarakat madani yang kemudian menjadi contoh ideal peradaban dunia.

Belajar dari sejarah itulah, pemerintah sudah sepatutnya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, peringatan Hari Santri harus dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan.

Kalangan pesantren dalam hal ini adalah para kiai, santri dan elemen umat Islam yang belajar kepada orang-orang pesantren diharapkan oleh segenap bangsa Indonesia untuk mencurahkan energinya dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat di tengah situasi saat ini yang penuh dengan berbagai fitnah.

Berkaca pada sejarah, Hari Santri merujuk pada keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Resolusi Jihad adalah seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela kedaulatan Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pada kenyataannya, Resolusi Jihad itu telah melebur sekat-sekat antara kelompok agamis, nasionalis, sosialis, dan seterusnya di kalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang. Resolusi Jihad telah menyeimbangkan spiritualitas individu yang bersifat vertikal (hablun minallah) dengan kepentingan bersama yang bersifat horizontal (hablun minannas) melalui fatwa ulama yang mendudukkan nasionalisme sebagai bagian dari sikap religius.

Saudara-saudara peserta upacara yang berbahagia,

Melalui upacara bendera Hari Santri kali ini, saya ingin menyampaikan bahwa Kementerian Agama pada peringatan tahun 2018 ini mengusung tema Bersama Santri Damailah Negeri' . Isu perdamaian diangkat sebagai respon atas kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan, seperti maraknya hoaks, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga terorisme.

Hari Santri tahun ini merupakan momentum untuk mempertegas peran santri sebagai pionir perdamaian yang berorientasi pada spirit moderasi Islam di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran, dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin vokal untuk menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat. Marilah kita tebarkan kedamaian, kapanpun, dimanapun, kepada siapapun.

Selamat Hari Santri 22 Oktober 2018
Bersama Santri Damailah Negeri
Wassalamu alaikum wr. wb.

Jakarta, 22 Oktober 2018
Menteri Agama Rl
Lukman Hakim Saifuddin
Share:

Resolusi Jihad NU dan Perang Empat Hari di Surabaya

73 tahun silam, tepatnya tanggal 22 Oktober 1945, terjadi peristiwa penting yang merupakan rangkaian sejarah perjuangan Bangsa Indonesia melawan kolonialisme. Dikatakan penting, karena 73 tahun silam, PBNU yang mengundang konsul-konsul NU di seluruh Jawa dan Madura yang hadir pada tanggal 21 Oktober 1945 di kantor PB ANO (Ansor Nahdlatul Oelama) di Jl. Bubutan VI/2 Surabaya, berdasar amanat berupa pokok-pokok kaidah tentang kewajiban umat Islam dalam jihad mempertahankan tanah air dan bangsanya yang disampaikan Rais Akbar KH Hasyim Asy’ari, dalam rapat PBNU yang dipimpin Ketua Besar KH Abdul Wahab Hasbullah, menetapkan satu keputusan dalam bentuk resolusi yang diberi nama “Resolusi Jihad Fii Sabilillah”, yang isinya sebagai berikut:

“Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe Fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja)…” 

Dalam tempo singkat, Surabaya guncang oleh kabar seruan jihad dari PBNU ini. Dari masjid ke masjid dan dari musholla ke musholla tersiar seruan jihad yang dengan sukacita disambut penduduk Surabaya yang sepanjang bulan September sampai Oktober telah meraih kemenangan dalam pertempuran melawan sisa-sisa tentara Jepang yang menolak tunduk kepada arek-arek Surabaya. Demikianlah, sejak dimaklumkan tanggal 22 Oktober 1945, Resolusi Jihad membakar semangat seluruh lapisan rakyat hingga pemimpin di Jawa Timur terutama di Surabaya, sehingga dengan tegas mereka berani menolak kehadiran Sekutu yang sudah mendapat ijin dari pemerintah pusat di Jakarta.

Sesungguhnya, saat Resolusi Jihad dikumandangkan oleh PBNU, Perang Dunia II sudah selesai karena Jepang sudah takluk sejak 15 Agustus 1945. Kedatangan balatentara Inggris ke Jakarta, Semarang, Surabaya adalah dalam rangka penyelesaian masalah interniran dan tawanan perang Jepang, yang di dalam prosesnya ditandai oleh maraknya isu kembalinya pemerintah Kolonial Belanda ke Indonesia dengan membonceng balatentara Inggris. Sementara pada pekan kedua Oktober 1945, Presiden Soekarno mengirim utusan khusus ke Pesantren Tebuireng, menemui KH Hasyim Asy’ari, untuk meminta petunjuk dan arahan guna memecahkan kegundahan hati presiden.

Pasalnya, sampai bulan Oktober ini, belum ada satu pun Negara di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan mengakui Negara Indonesia, akibat usaha-usaha pemerintah Belanda yang menyebarkan berita provokatif ke seluruh dunia bahwa Republik Indonesia yang dipimpin Soekarno dan Hatta, adalah Negara boneka bikinan Fasisme Jepang. Bagaimana meyakinkan dunia bahwa Republik Indonesia bukan negara boneka bikinan Fasisme Jepang, melainkan Negara Kebangsaan (Nation State) yang didukung rakyat seluruhnya. 

Seruan Resolusi jihad yang dikumandangkan PBNU dalam keadaan perang sudah berakhir lebih sebulan silam, dinilai sebagian elit pemimpin Negara di Jakarta sebagai mengada-ada. Bahkan sehari sesudah Resolusi Jihad diserukan, sepanjang hari sejak pagi tanggal 24 Oktober 1945, Bung Tomo melalui pidatonya menyampaikan pesan kepada arek-arek Surabaya agar jangan gampang berkompromi dengan Sekutu yang akan mendarat di Surabaya. Sebagai wartawan Bung Tomo sudah mendapat informasi bahwa pasukan Sekutu akan mendarat di Surabaya tanggal 25 Oktober 1945, sehingga tanggal 24 Oktober 1945 pagi, Bung Tomo sudah berpidato mengobarkan semangat rakyat Suranaya, dengan isi pidato sebagai berikut:

“Kita ekstrimis dan rakyat, sekarang tidak percaya lagi pada ucapan-ucapan manis. Kita tidak percaya setiap gerakan (yang mereka lakukan) selama kemerdekaan Republik tetap tidak diakui! Kita akan menembak, kita akan mengalirkan darah siapa pun yang merintangi jalan kita! Kalau kita tidak diberi Kemerdekaan sepenuhnya, kita akan menghancurkan gedung-gedung dan pabrik-pabrik imperialis dengan granat tangan dan dinamit yang kita miliki, dan kita akan memberikan tanda revolusi, merobek usus setiap makhluk hidup yang berusaha menjajah kita kembali!”

“Ribuan rakyat yang kelaparan, telanjang, dan dihina oleh kolonialis, akan menjalankan revolusi ini. Kita kaum ekstrimis, kita yang memberontak dengan penuh semangat revolusi, bersama dengan rakyat Indonesia, yang pernah ditindas oleh penjajahan, lebih senang melihat Indonesia banjir darah dan tenggelam ke dasar samudera daripada dijajah sekali lagi! Tuhan akan melindungi kita! Merdeka! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”

Suasana panas yang membakar semangat penduduk Kota Surabaya akibat pengaruh Resolusi Jihad dan pidato yang disampaikan Bung Tomo, makin memuncak sewaktu kapal perang Inggris HMS Wavenley menurunkan pasukan di dermaga Modderlust Surabaya pada 25 Oktober 1945. Karena tokoh-tokoh Surabaya menolak penurunan pasukan Inggris ke Surabaya, maka pihak Inggris mengirim Captain Mac Donald dan Pembantu Letnan Gordon Smith untuk menemui Gubernur. Bersandarnya HMS Wavenley sendiri pada dasarnya merupakan hasil perundingan yang sulit, karena sehari sebelumnya, tanggal 24 Oktober 1945, sewaktu diadakan perundingan di Modderlust antara utusan Sekutu yang diwakili Colonel Carwood dan pihak TKRL yang diwakili Oemar Said, J.Soelamet, Hermawan, dan Nizam Zachman terjadi jalan buntu. Semua permintaan Sekutu ditolak. 

Pidato Bung Tomo dan jalan buntu perundingan sekutu dengan TKRL masih ditambah dengan pidato Drg Moestopo pada malam hari jam 20.00, yang menyatakan diri sebagai Menhan RI yang tegas-tegas menolak Sekutu untuk mendaratkan pasukan dan bahkan menyebut Sekutu sebagai NICA. Sekutu yang dari laporan intelijennya mengetahui bahwa Drg Moestopo adalah seorang dokter gigi yang aktif sebagai perwira PETA, membalas pidato lewat pemancar radio dari kapal yang isinya,”We don’t take any order from anybody, we don’t have the command of a dental surgeon!” Jawaban Inggris yang bernada humor itu, menunjuk bahwa pihak Inggris tidak sedikit pun memiliki bayangan bahwa mereka akan menghadapi pertempuran di Surabaya.

Bahkan pidato Bung Tomo, ketegasan TKRL menolak permintaan Sekutu untuk mendaratkan pasukan, tindakan Drg Moestopo yang juga melarang Sekutu mendaratkan pasukan, dianggap aneh oleh hampir seluruh pemimpin di Jakarta, sebab tindakan itu dinilai tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat di Jakarta dan potensial menyulut konflik berdarah baru. Itu sebabnya pemerintah mengirim Mr Soedarpo, Mr. Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono untuk memberitahu Drg Moestopo agar bersedia membiarkan Sekutu menjalankan tugasnya. Namun Drg Moestopo tidak sedikit pun mengikuti petunjuk dari para pejabat tinggi Negara itu. Sikap tegas Drg Moestopo baru melunak setelah pagi hari tanggal 25 Oktober 1945 ia ditelpon langsung oleh Presiden Soekarno dan diperintah agar tidak menembak Sekutu. Presiden Soekarno mengingatkan bahwa sebagai perwira mantan didikan PETA, Drg Moestopo harus patuh kepada presidennya. 

Tanggal 25 Oktober 1945 itulah HMS Wavenley bersandar di dermaga Modderlust dan mengirim Captain Mac Donald dan Pembantu Letnan Gordon Smith untuk menemui Gubernur. Dengan siasat mengundang jamuan minum teh sambil berunding, Sekutu memanfaatkan kunjungan gubernur untuk melihat tawanan di Kalisosok dengan mendaratkan pasukan secara besar-besaran. Tindakan ini mengudang reaksi keras penduduk. Lalu diadakan perundingan antara Drg Moestopo dengan Kolonel Pugh. Hasilnya, pasukan Sekutu berhenti pada garis batas 800 meter dari pantai ke arah kota. Sekali pun pasukan sekutu berada di garis batas 800 meter dari pantai ke arah kota, namun pasukan yang diturunkan dari kapal jumlahnya sekitar 2800 personil dari Brigade ke-349 Mahratta yang dilengkapi dengan persenjataan perang modern.

Tindakan para pemimpin dan rakyat Jawa Timur untuk tegas menolak pendaratan pasukan Sekutu yang menjalankan tugas mengurusi interniran dan tawanan perang Jepang yang terlihat dari pidato Bung Tomo, Pidato Drg Moestopo dan sikap TKRL yang mengejutkan para pemimpin di Jakarta dalam kaitan dengan Resolusi Jihad yang dikumandangkan PBNU, tidak banyak diungkap dalam kajian sejarah modern di sekolah. Namun dengan memahami situasi dan kondisi waktu itu berdasar kesaksian para pelaku sejarah – yang saat ini sudah banyak yang meninggal dunia – tidak bisa ditafsirkan lain kecuali akibat momentum sejarah yang terjadi saat itu yang mempengaruhi cara pandang dan keberhasilan pengobaran semangat rakyat dan pemimpin-pemimpin Jawa Timur oleh usaha sistematis untuk memicu pecahnya konflik besar. Dan momentum sejarah itu, tidak lain dan tidak bukan adalah dimaklumkannya Resolusi Jihad oleh PBNU tanggal 22 Oktober 1945.

Sementara itu, setelah mendaratkan pasukan Brigade ke-49 Mahratta dari HMS Wavenley, pagi hari tanggal 26 Oktober 1945 diadakan perundingan antara pihak RI yang diwakili oleh Wakil Gubernur Soedirman, Ketua KNI Doel Arnowo, Walikota Radjamin Nasution, dan wakil Drg Moestopo, Jenderal Mayor Muhammad dengan pihak Sekutu yang diwakili A.W.S. Mallaby beserta staf. Hasil perundingan, pasukan sekutu dalam menjalankan tugas mengevakuasi tawanan Jepang dan interniran Belanda diperbolehkan menggunakan beberapa bangunan di dalam kota. Markas Brigade ke-49 Mahratta ditetapkan di Jalan Kayoon. Namun persetujuan menggunakan beberapa bangunan itu digunakan secara curang, di mana Sekutu justru membangun pos-pos pertahanan yang menebar di berbagai tempat dari kawasan pantai hingga ke bagian tengah dan selatan kota. Di antara pos-pos pertahanan Sekutu yang diperkuat senapan mesin adalah yang di Benteng Miring, gedung sekolah al-Irsyad di Ampel, gedung Internatio, pabrik Palmboom, gedung Lindeteves, gedung Onderlingblang, jalan Gemblongan, sekolah HBS (SMA Kompleks Wijayakusuma-pen), Rumah Sakit Darmo, Gubeng, Dinoyo, pabrik Colibri, gudang BAT, Wonokromo, Don Bosco, dll.

Mendapati tindakan Sekutu membangun pos-pos pertahanan, Kolonel Jono Sewojo mendatangi Brigadir Jenderal A.W.S.Mallaby dan memprotes tindakan tidak jujur itu. Tapi dengan alasan untuk pertahanan diri dan melancarkan tugas-tugas yang dijalankan pasukan sekutu, pos-pos pertahanan memang penting dibuat. Kolonel Jono Sewojo yang perwira didikan PETA yang mengetahui bahwa pembangunan pos-pos pertahanan yang tersebar itu adalah bagian dari strategi pertahanan kota dengan tegas mengingatkan Mallaby tentang kemungkinan pecahnya pertempuran di Surabaya dengan keberadaan pos-pos pertahanan Sekutu itu. Ketika Mallaby bersikukuh dengan keputusannya untuk mempertahankan keberadaan pos-pos pertahanan itu, Kolonel Jono Sewojo dengan marah berdiri menunjuk muka Mallaby sambil berkata,”I remind you. If you shoot me, I shoot you back!” 

Ternyata bukan hanya Kolonel Jono Sewojo selaku kepala staf TKR Jawa Timur yang marah terhadap tindakan Sekutu yang di luar kesepakatan dengan pihak RI telah membangun pos-pos pertahanan , arek-arek Surabaya terutama para pemuda Islam yang terbakar seruan jihad fi sabilillah sangat marah. Kasak-kusuk menyebar bahwa pos-pos pertahanan yang dibangun Sekutu itu sebagai usaha untuk penjajah Inggris untuk memperkuat kembali kekuasaan kolonial Belanda dengan menggunakan bantuan pasukan Sekutu. Tanpa ada yang mengomando, sejak sore hari ratusan santri keluar pondok bersama pemuda-pemuda kampung di kawasan utara Surabaya keluar ke jalanan menuju pos-pos pertahanan Sekutu. Sekitar jam 16.00 tanggal 26 Oktober 1945, tanpa ada yang mengomando, dengan didahului teriakan Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! beratus-ratus santri tua dan muda beserta pemuda-pemuda dari kampung-kampung di Surabaya utara seperti Ampel, Sukadana, Boto Putih, Pekulen, Pegirikan, Sawah Pulo dipimpin Ahyat Cholil, kader Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO) yang aktif di Hisbullah, beramai-ramai menyerang pos pertahanan Sekutu di Benteng Miring di sebelah utara gedung sekolah Al-Irsyad. 

Ketika iring-iringan santri dan pemuda dari berbagai kampung itu sudah berada di lapangan sekolah al-Irsyad yang membentang di depan gedung sekolah al-Irsyad, pasukan Sekutu melepas tembakan. Puluhan orang tumbang dengan tubuh bersimbah darah. Namun diselingi teriakan Allahu Akbar! yang sambung-menyambung, beratus-ratus santri dan pemuda kampung itu terus menyerbu sambil mengacungkan bambu runcing, clurit, keris, tombak, samurai, dan senapan rampasan. Lalu seiring berhembusnya kabar tentang gugurnya sejumlah santri dan pemuda akibat ditembaki Sekutu, penduduk kampung beramai-ramai keluar dengan membawa aneka macam senjata. Dalam tempo singkat, gedung sekolah Al-Irsyad yang dijadikan markas tentara Brigade 49 Mahratta yang disebut penduduk sebagai “Gurkha” itu dikepung ribuan penduduk. Tembak-menembak berlangsung sampai malam hari. Santri dan pemuda yang tidak membawa senjata membalas tembakan tentara “Gurkha” dengan lemparan batu.

Di tengah hiruk tembak-menembak di Sekolah Al-Irsyad yang terkepung, diam-diam satu peleton pasukan Sekutu yang dipimpin Kapten Shaw dari pangkalan Inggris di Ujung menerobos masuk ke Reineer Boulevard. Pasukan ini adalah pasukan elit Inggris yang berusaha membebaskan Kapten Huijer, Kapten Groom dan Mayor Finley yang ditawan TKR sejak mereka tertangkap di Kertosono. Terjadi tembak-menembak antara pasukan Sekutu ini dengan para pengawal tawanan. Penduduk kampung Surabaya yang sudah siaga perang, begitu mendengar letusan senjata langsung berbondong-bondong ke Reineer Boulevard dan menyerang pasukan Sekutu. Dalam waktu singkat truk dan jep yang dinaiki pasukan Sekutu dibakar. Kapten Shaw dan prajuritnya lari tunggang-langgang dan dengan sisa kendaraannya pergi menuju pelabuhan. Beberapa orang di antara prajurit Sekutu tertembak tetapi berhasil diangkut ke kapal yang bersandar di pelabuhan. 

Arek-arek Surabaya yang rata-rata memiliki keahlian di bidang teknik dan perbengkelan mengetahui bahwa pertempuran melawan Sekutu tidak akan terhindarkan meski pihak penduduk kalah persenjataan. Itu sebabnya, sejak sore hari arek-arek Surabaya sudah bergerak sendiri dengan inisiatif sendiri-sendiri untuk memadamkan listrik kota, memutus jaringan telepon, menutup saluran air ledeng, dan menghentikan pasokan gas dalam kota. Menurut Mayor Jenderal Soengkono panglima pertempuran Surabaya yang mencatat bahwa tanggal 26 Oktober 1945 itu ditandai pecahnya pertempuran awal di Surabaya utara, yang membuat seluruh kota tenggelam dalam kegelapan malam yang tanpa lampu, tanpa air minum, tanpa telepon, tanpa gas, bahkan tanpa pasokan makanan karena seluruh jalanan kota sudah tertutup barikade-barikade yang dibikin penduduk.

Pagi hari tanggal 27 Oktober 1945 kota Surabaya gemetar diguncang kemarahan, sebab di tengah beredarnya kabar gugurnya santri dan pemuda yang mengepung pos pertahanan Sekutu di Sekolah Al-Irsyad beredar pula kabar bahwa Sekutu diam-diam mendaratkan lebih banyak pasukan ke Surabaya untuk memperkuat pos-pos pertahanannya. Penyerangan penduduk kampung terhasdap pos pertahanan di sekolah Al-Irsyad ditangkap pihak Sekutu sebagai tengara bakal pecahnya pertempuran dalam skala yang lebih besar. Itu sebabnya bala bantuan didatangkan untuk memperkuat pos-pos pertahanan yang tersebar di sejumlah kawasan strategis kota Surabaya. Dan warga kampung mulai memasang barikade-barikade di gerbang masuk kampungnya dengan kayu, bambu, drum, meja, kursi, ban, gedek, kawat, dll.

Kira-kira jam 09.00 di atas langit Surabaya melayang-layang pesawat militer jenis Dakota dari Jakarta menebarkan ribuan selebaran yang ditanda-tangani Mayor Jenderal D.C.Hawthorn yang berisi perintah kepada penduduk Surabaya untuk menyerahkan segala persenjataan dan peralatan Jepang kepada Sekutu. Perintah itu disertai ancaman, bahwa apabila masih ada orang membawa senjata akan langsung ditembak di tempat. Tentang peristiwa pesawat Dakota yang menyebarkan selebaran berisi ancaman itu, Christopher Bayiy dan Tim Harper dalam Forgotten Wars, the end of Brittain’s Asian Empire, mengungkapnya sebagai berikut: “On 27 September, there was an ill-advised airdrop of leaflets, demanding that the Indonesians surrender their arms within forty-eight hours or be shot. This was made without Mallaby's knowledge, and in contravention of local agreement, but it now had to be enforce. This was seen by the Indonesians as base of threachery. There were now convinced that the British were preparing to reoccupy the city for the Dutch." 

Ancaman Sekutu yang ditanda-tangani Mayor Jenderal D.G.Hawthorn itu disambut caci-maki dan tantangan oleh penduduk Surabaya. Suasana makin tegang. Di tengah ketegangan itu, tiba-tiba muncul kelompok-kelompok pasukan Brigade 49 Mahratta bergerak ke jalan raya utama Surabaya, melewati kantor Gubernuran sambil menempelkan selebaran-selebaran sepanjang jalan yang mereka lewati. Tindakan pasukan Inggris-India ini menyulut amarah para pemimpin dan seluruh penduduk Surabaya. Kira-kira jam 12.00 pecah pertempuran di depan Rumah Sakit Darmo yang dalam sekejap diikuti pertempuran di semua pos pertahanan Inggris di Keputran, Kayoon, Gubeng, Simpang, Ketabang, Kompleks HBS, Gemblongan, Dinoyo, Wonokromo, Palmboom, Lindeteves, Onderlingbelang, Benteng Miring.

Sebagaimana pertempuran sehari sebelumnya, perang “keroyokan” itu murni perkelahian missal yang disebut tawuran, di mana tidak ada pemimpin dan tidak ada taktik maupun strategi apa pun yang ditunjukkan penduduk. Tentara Inggris Brigade ke-49 Mahratta yang sudah berpengalaman di medan tempur Burma dan bahkan el-Alamein di Mesir itu, kebingungan menghadapi pertempuran dengan model tawuran dari kawanan orang-orang nekad yang tidak tahu mati.

Tanggal 28 Oktober 1945, TKR sebagai aparat pertahanan dan keamanan Negara yang harus tunduk dan patuh pada perintah pemerintah pusat di Jakarta, ternyata terprovokasi perlawanan arek-arek Surabaya, sehingga tanpa sadar ikut bertempur mengepung dan memburu tentara Inggris. Oleh karena sebagian besar TKR adalah didikan PETA, Heiho dan Hisbullah, jumlah tentara Inggris yang tewas pun dengan cepat bertambah. Brigadir Jenderal A.W.S.Mallaby yang menyaksikan pasukannya akan habis, buru-buru menghubungi atasannya: Jenderal Christison di Singapura. Mallaby minta agar dilakukan gencatan senjata, penghentian tembak-menembak. Tanggal 29 Oktober 1945, presiden Soekarno dan wakil presiden Moch. Hatta serta Menhan Amir Sjarifuddin datang ke Surabaya. Tanggal 30 Oktober 1945, gencatan senjata dicapai tetapi butuh sosialisasi karena komunikasi terbatas dengan akibat masih taksi tembak-menembak di berbagai tempat di Surabaya. Malangnya, sore hari dalam usaha sosialisasi gencatan senjata, Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tewas digranat.

Inggris marah sekali mendapati jenderalnya tewas justru saat perang sudah selesai. Lebih marah lagi, yang menghancurkan pasukan Inggris beserta jenderalnya itu adalah inlander bodoh yang lemah dan terjajah ratusan tahun oleh Belanda. Begitulah, Mayor Jenderal E.C.Mansergh, pada 31 Oktober 1945 melontakan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan pembunuh Mallaby dan semua orang-orang liar yang bersenjata menyerahkan senjata kepada pasukan Inggris. Jika ultimatum tidak dijalankan, maka pada 10 November 1945 jam 10.00 Kota Surabaya akan dibombardir dari darat, laut dan udara. Mayor Jenderal E.C.Mansergh menghitung, kota Surabaya akan jatuh dan takluk dalam tempo tiga hari. 

Pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945, yang menurut William H. Frederick (1989) sebagai pertempuran paling nekat dan destruktif -- yang tiga minggu di antaranya – sangat mengerikan jauh di luar yang dibayangkan pihak Sekutu maupun Indonesia. Dugaan Mayor Jenderal E.C.Mansergh bahwa kota Surabaya bakal jatuh dalam tiga hari meleset, karena arek-arek Surabaya baru mundur ke luar kota setelah bertempur 100 hari. 

Sementara ditinjau dari kronologi kesejarahan, Pertempuran Surabaya pada dasarnya adalah kelanjutan dari peristiwa Perang Rakyat Empat Hari pada 26 – 27 – 28 – 29 Oktober 1945, yaitu sebuah Perang Kota antara Brigade ke-49 Mahratta di bawah komando Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby dengan arek-arek Surabaya yang berlangsung sangat brutal dan ganas, dengan kesudahan sekitar 2300 orang -- 2000 orang di antaranya pasukan Brigade ke-49 termasuk Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby yang terbunuh pada tanggal 30 Oktober 1945 – tewas dalam pertempuran man to man itu. Dan Perang Rakyat Empat hari pada 26-27-28-29 Oktober 1945 itu terjadi akibat adanya seruan Resolusi Jihad PBNU yang dikumandangkan pada tanggal 22 Oktober 1945.


K Ng H Agus Sunyoto, sejarawan, Ketua Lesbumi PBNU

Share:

Struktur Organisasi


A. KEPALA MADRASAH, WAKIL KEPALA MADRASAH, BENDAHARA DAN TATA USAHA
NO NAMA NIP JABATAN
1 Ajid Aziz, S.HI, S.Pd.I - Kepala Madrasah
2Suhartoyo, S.Pd.I - Waka Kurikulum
3 - Waka Kesiswaan
4
- Waka Sarpras
5 Marwanto - Bendahara BOS
6 Rita Susanis - Kepala Tata Usaha
B.         WALI KELAS
NO NAMA NIP JABATAN
1 Jikun, S.TP - Wali Kelas X
2 M Bambang Kurniadi, S.IP - Wali Kelas XI
3 Salamun,S.Ag - Wali Kelas XII
C.        PEMBINA KOKURIKULAER MAPEL SAINS/KIR
NO NAMA MAPEL KETERANGAN
1 Ranto, S.Pd Fisika, Kimia -
2 Jikun, S.TP, S.Pd Matematika -
3 Siti Mustarifah, S.Pd Ekonomi -
4 Bariem Mujirahayu, S.Pd Bahasa Inggris -
5 Rizki Yudhadhiyanti, S.Pd Biologi
D.          PEMBINA PRAMUKA/OSIS/EKSTRA KURIKULER 
NO NAMA NIP JABATAN
1 Jikun, S.TP - Pembina Pramuka
2 Siti Mustarifah, S.Pdd - Pembina OSIS
3 Bariyem Mujirahayu, S.Pd - Pembina Olahraga
E.         PANITIA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)
NO NAMA NIP JABATAN
1 Siti Mustarifah, S.Pd - Ketua
2 Suhartoyo, S.Pd - Sekretaris
3 M Bambang Kurniadi - Bendahara
4 Rita Susanis - Anggota
5 Jikun, S.TP - Anggota
F.          OPERATOR MADRASAH
NO NAMA NIP JABATAN
1 Suhartoyo, S.Pd - Operator SIMPATIKA
2 Marwanto - Operator EMIS, Verval SP, Verval Pd
Share:

PPDB ONLINE 2023

PENDAFTARAN SISWA BARU KLIK>>> bit.ly/PPDB_MADAMA_2023

Recent Posts